Mimpi Buruk Listrik Libanon Padam - Pemadaman listrik cumalah mimpi kurang baik politik terkini untuk Lebanon. Listrik Libanon kandas sepanjang akhir
Mimpi Buruk Listrik Libanon Padam - Pemadaman listrik cumalah mimpi
kurang baik politik terkini untuk Lebanon. Listrik Libanon kandas sepanjang
akhir minggu, menjerumuskan negeri itu ke dalam kesusahan lebih lanjut di atas
keruntuhan ekonomi, korupsi politik, serta ledakan pelabuhan yang mematikan di
Beirut tahun kemudian.
Walaupun listrik terbatas dipulihkan pada hari Pekan sehabis dekat 24
jam padam, runtuhnya jaringan listrik yang dikelola negeri pada hari Sabtu
cumalah perwujudan sangat ekstrim dari kekurangan bahan bakar kronis yang sudah
menyerang Lebanon sepanjang satu separuh tahun terakhir.
Masyarakat Lebanon sudah berjuang dengan industri listrik negeri,
Electricité du Liban, sepanjang bertahun- tahun, serta kekurangannya berarti
kalau generator individu merupakan perihal biasa, paling tidak untuk mereka
yang sanggup membelinya. Apalagi dalam pekan biasa, telah universal untuk
orang- orang buat memperoleh satu ataupun 2 jam listrik tiap hari dari jaringan
negeri bagian.
Tetapi krisis menggapai puncaknya pada hari Sabtu kala 2 pembangkit
listrik terbanyak di negeri itu kehilangan bahan bakar diesel yang lumayan buat
sediakan apalagi sebagian jam listrik di negeri yang sudah dihadapkan dengan
bermacam krisis.
Pembangkit listrik Deir Ammar serta Zahrani ditutup secara berentetan
sepanjang akhir minggu sehabis bahan bakar habis, membuat penduduk Lebanon yang
berjumlah lebih dari 6, 8 juta orang tanpa listrik publik. Pemadaman listrik
terjalin lebih dari seminggu sehabis pemerintah mengizinkan kontrak denganindustri Turki yang memasok listrik lewat 2 tongkang di lepas tepi laut Beirut
berakhir, memutus pasokan tenaga itu.
Image ilustrasi : pixabay.com
Walaupun universal, generator individu teruji tidak memadai sepanjang pemadaman— semacam yang ditunjukkan oleh jurnalis yang berbasis di Beirut Bel Trew di Twitter Sabtu, generator tersebut tidak cuma sangat mahal buat dijalankan serta bersama tunduk pada kekurangan bahan bakar Lebanon, namun mereka tidak berbuat banyak buat melindungi layanan berarti semacam rumah sakit berjalan.
Bagi wartawan Washington Post Nader Durgham serta Liz Sly, apalagi
saat sebelum pemadaman akhir minggu, kekurangan bahan bakar kronis berarti
kalau rumah sakit sudah" dituntut buat menangguhkan pembedahan ataupun
menghentikan prosedur vital," di antara banyak permasalahan yang lain.
“Ini ekstrem, serta telah ekstrem buat sedangkan waktu,” kata MenteriTenaga Lebanon Walid Fayyad kepada Post.“ Dengan sebagian jam satu hari orang
bisa penuhi kebutuhan bawah mereka sepanjang sebagian jam, serta pasti saja itu
lebih baik daripada tidak sama sekali, namun situasinya seram serta kami
memerlukan lebih dari sebagian jam satu hari.”
Bagi wartawan Washington Post Nader Durgham serta Liz Sly, apalagi
saat sebelum pemadaman akhir minggu, kekurangan bahan bakar kronis berarti
kalau rumah sakit sudah" dituntut buat menangguhkan pembedahan ataupun
menghentikan prosedur vital," di antara banyak permasalahan yang lain.
“ Ini ekstrem, serta telah ekstrem buat sedangkan waktu,” kata Menteri
Tenaga Lebanon Walid Fayyad kepada Post.“ Dengan sebagian jam satu hari orang
bisa penuhi kebutuhan bawah mereka sepanjang sebagian jam, serta pasti saja itu
lebih baik daripada tidak sama sekali, namun situasinya seram serta kami
memerlukan lebih dari sebagian jam satu hari.”
Sistem politik Lebanon sudah membolehkan kekacauan sepanjang bertahun-
tahun
Pada bulan Juni, Bank Dunia mengenali keruntuhan sistem keuangan Lebanon selaku" dalam 10 besar, bisa jadi 3 paling atas, episode krisis sangat parah secara global semenjak pertengahan abad kesembilan belas," meningkatkan kalau tidak terdapat cerminan gimana negeri hendak pulih dari suasana semacam itu. suatu musibah.
Terlepas dari penaksiran yang parah itu, aktor global semacam Bank
Dunia serta Dana Moneter Internasional sepanjang ini sebagian besar menolak
buat turun tangan sebab minimnya keyakinan pada pemerintah Lebanon serta
keengganannya buat menanggulangi salah satu dari sebagian krisis yang silih
berhubungan serta mengakar yang dialami Lebanon. negeri.
Secara spesial, keruntuhan keuangan Lebanon 2019 timbul dari sebagian
dekade kebijakan ekonomi yang kurang baik: Pegawai negara yang sangat kaya
serta berurat berakar sudah lama menemukan khasiat dari sistem politik yang
aneh serta memperkaya diri mereka lebih jauh dengan menolong diri mereka
sendiri buat memperoleh dana publik. Dari 2018 sampai 2020, PDB negeri itu
turun dari$55 miliyar jadi$33 miliyar— penyusutan tajam yang umumnya terpaut
dengan pecahnya konflik, bagi laporan Bank Dunia baru- baru ini.
Seruan buat pengunduran diri segala pemerintah, dengan seruan,"
Seluruhnya berarti seluruhnya," meletus pada Oktober 2019, sehabis upaya
mengumpulkan duit dengan menggunakan pajak atas pemakaian WhatsApp, layanan
pesan yang banyak digunakan baik di Lebanon ataupun buat berbicara dengan
segala dunia, tercantum diaspora Lebanon yang besar.
Pengunduran diri itu kesimpulannya terjalin— namun tidak hingga
Agustus 2020, sehabis ledakan besar- besaran di Beirut, yang diakibatkan oleh
lebih dari 2. 700 ton amonium nitrat yang tidak ditaruh dengan benar, membunuh
ratusan, melukai ribuan, serta menimbulkan ratusan ribu kehabisan tempat
tinggal. Ledakan itu pula menghancurkan gudang biji- bijian utama Lebanon,
meninggalkan negeri itu dengan cadangan kurang dari sebulan pada dikala itu.
Itu pula menghancurkan zona pelabuhan Beirut, yang menanggulangi dekat 70
persen impor santapan di negeri yang mengimpor dekat 85 persen makanannya.
Terlepas dari kemarahan rakyat yang mendesak pemerintah Lebanon
tadinya buat mengundurkan diri, terdapat isyarat kalau pemerintahan baru, yang
dipandu oleh Najib Mikati, seseorang miliarder serta orang terkaya Lebanon,
hendak lebih sama. Mikati, yang saat ini jadi perdana menteri, sudah memegang
posisi itu 2 kali sebelumnya- yang berarti ia berasal dari sistem yang pas yang
menjerumuskan negeri itu ke dalam pergolakan dikala ini.
Pemerintah itu, semacam yang ditulis Faysal Itani, prof politik serta
keamanan Timur Tengah di Universitas Georgetown, buat Vox tahun kemudian, sudah
mengakar kokoh, sehingga susah buat berganti, walaupun banyak serta jelas
perkaranya. Semacam yang dipaparkan Itani:
Sistem politik Lebanon merupakan produk dari pengaturan pembagian
kekuasaan sepanjang sebagian dekade di antara para pemimpin 18 sekte agama
Lebanon, yang sangat berarti merupakan Muslim Sunni serta Syiah dan Kristen
Maronit. Sistem ini, yang diketahui selaku konfesionalisme, membagi kekuasaan
politik bagi kuota sektarian, dengan tiap- tiap sekte umumnya dipandu oleh satu
ataupun sebagian anggota keluarga politik terkemuka.
Terlepas dari minimnya layanan publik serta korupsi terang- terangan
dari mereka yang berkuasa, politisi Lebanon pada biasanya teruji mahir
memainkan perselisihan sektarian serta melaksanakan lumayan buat membuat
konstituen mereka puas.
Demikian tentang Mimpi Buruk Listrik Libanon Padam.
Disource : dari berbagai sumber luar negeri.
COMMENTS